Untuk mengakali keterbatasan lahan dan hobi nanam, maka saya milih nanam tabulampot (tanaman buah dalam pot). Di pekarangan yang sempit itu, sementara saya udah nanam : mangga, kedondong mini, jambu air cingcalo. anggur, sama jambu kristal. Saya milih tabulampot karena gak perlu lahan yang luas, dengan ukuran pot diameter/lebar 40 cm kita udah bisa menikmati tanaman buah bisa berbuah di halaman.
Tapi penanaman tabulampot ini memerlukan ketelatenan dan kejelian mulai dari pemilihan ukuran pot, penyiapan media tanam, pemilihan bibit unggul dan pemupukan. Untuk bibit, saya dapat dari sentra bibit Rajagaluh-Majalengka (S6.79577 E108.33337), karena hampir semua bibit tanaman buah saya dapat dari sana.
Saya enggak akan nulis gimana teori penyiapan media tanam dan pemupukan secara teoritis. Karena meskipun saya saya alumni IPB (saya alumni Fakultas Kehutanan angkatan 29) tapi karena udah terlalu lama banget lulus dan gak pernah kerja di dunia pertananian/kehutanan sehingga teori dasar udah lupa, sebenernya buku-buku masih ada sih, tapi itu dia males bukanya hahaha....
Saya mau cerita dari mulai awal pemilihan bibit. Saya selalu milih bibit dari penangkar yang sudah memiliki reputasi, reputasi dalam hal keberhasilan pembuahan bibit yang dia jual dan sudah kita kenal, karena dia gak mungkin meruntuhkan reputasi dan hubungan baik yang sudah dibina karena hal itu akan membuat kehilangan konsumen. Saya gak menyarankan membeli bibit dari tukang bibit yang suka keliling, karena kita gak kenal reputasi mereka. Selanajutnya pilihlah bibit yang berkualitas menurut keyakinan kita, saya milih bibit yang secara fisik batang utama kokoh dengan sebaran daun yang simetris dan warna daun hijau mengkilat dan segar.
Untuk media tanam, kita mestinya mencocokan dengan kebutuhan tempat tumbuh bibit. Karena saya males baca lagi, saya pake feeling aja hehehe.... Yang penting kebutuhan hara terpenuhi, tidak membuat pot tergenang (porous) sehingga akar gak busuk, gak diserang hama akar (bisa dicampur racun hehehe, saya pilih enggak ...) , terus dia mempunyai kemampuan menyimpan air (karena kadang lupa disiram hehehe).... Saya menuliskan seperti itu karena itu merupakan prinsip dasar aja.
Ini foto tabulampot yang sudah ditanam, sory fotonya kurang jelas karena menggunakan hape ....
Tabulampot Kristal Siap Rawat |
Pemupukan juga dilakukan secara prinsip dasar aja sih, gak terlalu teoritis. Yang penting pada awal pertumbuhan jangan dipupuk anorganik (urea atau NPK). Cukup pupuk dari kompos atau pupuk kandang aja, sampai akar tumbuh sempurna dan daun sudah bisa melakukan tugasnya hehehe.... Paling tidak pupuk harus mencukupi kebutuhan phospor, karena diperlukan untuk percepatan pertumbuhan akar. Pupuk yang sering saya gunakan malah pupuk organik dan pupuk cair karena mudah diserap tanaman. Seminggu sekali saya menyiram menggunakan campuran EM4 sesuai dosis di kemasan aja yang praktis. Kalo menurut perkiraan akar sudah tumbuh sempurna, bisa dilihat akar sudah mempunyai cabang baru yang agak banyak, bisa menambahkan pupuk NPK (15-15-15). NPK cukup 1 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air dan disiramkan. Bisa seminggu sekali.
Eng ing eng... akhirnya sekarang jambu sudah keluar bunga, padahal baru 3 minggu ditanam hehehe... Sekarang tinggal menjaga gimana caranya bunga gak rontok, teorinya sih harus tercukupi kalium dan jangan kena hujan hehehe ....
Nanti saya share lagi deh setelah perawatana bunga berhasil ....
No comments:
Post a Comment