YOGYA (KRjogja.com)
- Potensi ancaman erupsi Gunung Slamet cenderung tidak lebih besar jika
dibanding dengan Gunung Merapi. Kepala Balai Penyelidikan dan
Pengembangan Teknologi Kegunungapian dan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta,
Subandrio menyebut tipe erupsi Gunung Slamet lebih mirip dengan erupsi
Semeru Jawa Timur, dimana dalam cenderung membentuk kubah lava atau
lontaran material ke atas.
Ia menyatakan, potensi bahaya aktifitas setiap gunung api berbeda satu sama lain. "Saya kira potensi bahayanya lebih besar Merapi. Karena kalau gunung Slamet cenderung ke basalt. Tidak ada guguran awan panas, ataupun letusan disertai awan panas," ujarnya di kantor BPPTKG Yogyakarta, Selasa (11/03/2014).
Sebagaimana diketahui gunung Slamet yang berada di wilayah Jawa Tengah Senin (10/03/2014) mengalami peningkatan aktifitas sehingga statusnya dinaikkan dari normal menjadi waspada. Peningkatan aktifitas gunung Slamet itu masih terjadi hingga saat ini, tercatat terjadi 204 gempa vulkanik dan kolom asap setinggi 400 meter dari puncak. Pihak otoritas setempat menetapkan radius aman 2 kilometer dari puncak. (M-1)
Sumber : Kedaulatan Rakyat
Ia menyatakan, potensi bahaya aktifitas setiap gunung api berbeda satu sama lain. "Saya kira potensi bahayanya lebih besar Merapi. Karena kalau gunung Slamet cenderung ke basalt. Tidak ada guguran awan panas, ataupun letusan disertai awan panas," ujarnya di kantor BPPTKG Yogyakarta, Selasa (11/03/2014).
Sebagaimana diketahui gunung Slamet yang berada di wilayah Jawa Tengah Senin (10/03/2014) mengalami peningkatan aktifitas sehingga statusnya dinaikkan dari normal menjadi waspada. Peningkatan aktifitas gunung Slamet itu masih terjadi hingga saat ini, tercatat terjadi 204 gempa vulkanik dan kolom asap setinggi 400 meter dari puncak. Pihak otoritas setempat menetapkan radius aman 2 kilometer dari puncak. (M-1)
Sumber : Kedaulatan Rakyat
No comments:
Post a Comment