(Masihkah Disambut Spanduk) Selamat Datang Putra Putri Terbaik Bangsa ?

Saya pernah melihat spanduk Selamat Datang Putra Putri Terbaik Bangsa di dua almamater saya (1 di Bogor dan 1 di Bandung). Waktu saya masuk ke kedua kampus itu, saya merasa (maaf) bangga. Saya merasa sulitnya masuk ke kedua kampus itu dan (merasa) bahwa saya memang orang terpilih untuk masuk ke sana.


Saya merasakan betapa sulitnya melewati hari sabtu ke sabtu yang dilewati dengan ujian, tiap hari sabtu harus ujian dan mengorbankan week end untuk hidup stress hehehe .... Udah gitu ancaman DO selalu menghadang di tiap akhir tahun ajaran, sungguh masa perkuliahan yang tidak nyaman dan penuh pengorbanan. Tapi saya ingat pepatah, pohon yang mendapat terpaan angin kencang, kekuatan kayunya akan lebih baik dibandingkan dengan kayu yang tumbuh di daerah "subur" tapi "minim terpaan angin".

Ketika lulus dari semua "ujian" itu, masuklah saya ke kerja dan cari uang hehehe... Ketika begitu lulus masuklah saya ke salah satu the 5 best bank in Indonesia lewat program ODP melalui campus hiring. Saya masih merasakan kebanggaan waktu itu. Saya bisa bekerja dengan target dan mendapat reward yang memadai. Karena diberikan diklat dan posisi yang bagus di perusahaan...

Akhirnya (karena ambisi sebagai Rimbawan) masuklah saya ke instansi Pemerintah yang berkantor di Gedung Manggala Wanabakti (sebelah Gedung DPR Jakarta). Tapi ternyata nasib berkata lain, karena otonomi daerah menyebabkan saya harus 2 kali pindah ke instansi daerah (menyebalkan sekali). Waktu awal itu, sebenernya masih ada kesempatan untuk kabur, waktu itu sudah tertarik untuk lanjut sekolah daripada mengabdi ke instansi yang bukan menjadi tujuan akhir. Padahal waktu awal-awal frustasi itu, ada peluang ngambil master yang cuma setahun di salah satu yayasan, tapi sayang sekali waktu itu (padahal masih bujangan) udah terkena virus malas pegawai daerah. Gagal lah sekolah ....

Ketika sudah semakin  bosan bekerja dan gak mau dikerjain terus akhirnya memutuskan untuk lanjut sekolah saja lah. Karena kalo sekolah kan cape itu untuk diri sendiri, ketika kerja kan cape (plus dikerjain) itu untuk kejayaan orang lain hahaha .... Sory banget deh, bukan gw banged hahaha ....

Setelah dipikir-pikir kalo sekolah pake biaya sendiri kayaknya gak mungkin deh, secara belum cukup  kaya untuk bayarin biaya kuliah hehehe .... Untungnya saya dapat peluang seleksi beasiswa dari instansi perencana. Bebas lah saya dari kerjaan yang menyebalkan hahaha ... Bebaaaasss hahaha....

Sayang banget beasiswa yang saya dapat mengharuskan saya lulus 13 bulan, jadi bener-bener dikebut, gak ada libur semester dan semua libur tetap di kampus. Alhamdulillah, dengan berdarah-darah lulus juga 13 bulan 2 minggu hehehe ...

Karena ternyata tesis saya ada kaitannya dengan salah satu penelitian, saya ditawari untuk membantu dosen saya di sana. Meskipun harus wisuda menjadi 24 bulan. Ya... dipikir-pikir buat apa harus buru-buru kerja juga di daerah mending cari pengalaman dulu lah, plus dapat bayaran dong hahaha... Saya akhirnya bantuin dosen di pusat instrumentasi yang bekerja sama dengan salah satu agen kerjasama luar negeri. Lumayan lah pengalaman hubungan sama orang-orang negara matahari terbit hehehe.... Sayang banget harus keburu wisuda, jadinya kerja cuma 11 bulan saja....

Nah, ... ketika harus kembali ke daerah ini lah akhirnya harus masuk ke dunia nyata yang sebenarnya. Dan ketika masuk sambutannya adalah :

"Welcome to the Jungle .... "


hahaha kontras banget deh.

Secara saya adalah Rimbawan sebenernya gak ngaruh mau ke hutan mau ke kota toh kan motto rimbawan adalah "Jaya di Hutan, Wibawa di Kota" ....

Kenyataan ini membuat harus ada sejumlah penyesuaian dan persiapan tempur dong ... hahaha ...

Mari bertempur di medan sebenarnya !!! .... toh sambutannya juga adalah "Welcome to the Jungle ...." bukan "Selamat Datang Putra Putri Terbaik Bangsa"


Catatan :
saya tidak menyebutkan satupun lembaga atau instansi, tapi kawan-kawan bisa menebak lah hahaha ....