Keberadaan mereka satu sisi memang merupakan usaha untuk menghidupi mereka, tapi yang kadang gak habis pikir ada di antara mereka yang (maaf) memanfaatkan hasilnya untuk hal-hal yang akan membuat jengkel kalau kita tahu. Kadang mereka ngamen atau ngemis sambil ngerokok atau makan fast food hahaha .... Banyak di antara mereka ujung-ujungnya dipake mabuk, ngobat, ngelem atau sejenisnya. Yang gini inilah yang membuat yang bener-bener untuk menyambung hidup jadi dianggap sama. Yang kadang bikin trenyuh sih sebenernya, mereka kadang bawa (mungkin juga sewa) anak-anak atau balita....
Jika berjumpa pengemis yang membelanjakan duitnya untuk membeli rokok, jangan lagi dikasihani. Begitu pula bila menjumpai pengamen sambil merokok. 'Moral' ngemis dan ngamennya diragukan kalau hasil 'kerja keras' mereka bukan untuk mencukupi kebutuhan pokok: pangan, sandang dan papan. Sumber : http://blontankpoer.my.id/2010/03/15/perokok-butuh-fatwa/ |
Fenomena ngelem (mereke mungkin ngemis juga). Sumber : http://ariujank.wordpress.com/2011/11/27/fenomena-ngelem/ |
Tempat mereka bukan di jalanan. Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/14/ngemis-bawa-anak-ancamannya-10-tahun-danatau-200-juta-388219.html |
Memang sih ada kalanya mereka "mengganggu". Ketika makan misalnya, apa iya kita harus buka-buka dompet atau nyari-nyari uang receh buat dikasih ke mereka ? Soalnya enak aja mereka dikasih "uang besar" hehehe ....
Yang paling parah, ketika malam, pengamen dengan cuma bertepuk tangan, dengan aksesoris anting (di bibir, di hidung, di telinga hehehe) plus tatto sama baju dekil, memaksa kita memberikan uang receh meskipun gak rela hehehe... Saya keseringan ke mereka yang beraksesoris gini gak pernah ngasih, kalo maksa juga buka kaca dikit, terus bales melotin sambil ngomel hehehe, untuk Tasikmalaya kotanya belum sekompleks Jakarta jadi masih berani marahin pengamen yang mengganggu. Sambil lihat spion. khawatis ngebaret cat mobil hahaha ....
No comments:
Post a Comment