Isinya tulisan-tulisan dari bahan omongan yang pengin diomongin .... Inget praktikum Sosiologi Pedesaan waktu Tingkat Persiapan Bersama-IPB, kalo bikin laporan harus banyak ngecap, jadi-lah jualan kecap. Jangan anggap terlalu serius dan jangan pula dianggap becanda hahaha ...

loading...
loading...

Gunung Slamet Keluarkan Erupsi Tertinggi

Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 mdpl terlihat mengeluarkan asap sulfatara terlihat dari Purwokerto (14/3). Tercatat 44 kali Gunung Slamet terjadi gempa namun status Gunung Slamet masih waspada. (Aris Andrianto/Tempo)

TEMPO.CO, Pemalang - Genap sepuluh hari berstatus waspada, Gunung Slamet semakin tinggi mengeluarkan erupsi. Dari pantauan di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, asap material vulkanis yang dikeluarkan gunung tertinggi di Jawa Tengah ini mencapai 2.000 meter pada pukul 08.47, Rabu, 19 Maret 2014.


“Letusan tadi memang kuat,” kata pengamat di Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sukedi.

Asap kelabu pekat yang membawa abu vulkanis terbawa angin ke arah barat laut. Dari pantauan Tempo, itu adalah semburan material terbesar sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Slamet dari normal ke waspada.

Data dari Pos Pengamatan Gunung Slamet, sejak Rabu pukul 00.00-06.00, Gunung Slamet meletus sepuluh kali dengan ketinggian 300-1.500 meter. Setelah letusan sempat mereda, Gunung Slamet kembali meletus pada pukul 07.55 dengan ketinggian sekitar 900 meter.

Sukedi mengatakan aktivitas Gunung Slamet memang meningkat dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Selain dari pengamatan visual asap sulfatara, peningkatan aktivitas gunung berapi setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu diketahui dari rekaman seismograf. Dari pukul 00.00 hingga 06.00, gempa embusan dan gempa letusan masing-masing terjadi tiga kali.

Kendati demikian, peningkatan aktivitas itu tidak mengubah status Gunung Slamet. Tingginya letusan Gunung Slamet membuat sejumlah daerah di kaki gunung itu diguyur abu vulkanis.

Humas SAR Tegal-Slawi (Galawi), Arif Rahman, mengatakan abu vulkanis mencapai sebagian wilayah di Kecamatan Bojong dan Bumijawa, Kabupaten Tegal. “Ada empat desa di Bojong yang diguyur abu vulkanis, yaitu Rembul, Tuwel, Kedawung, dan Dukuh Tengah,” katanya.

Di Bumijawa, ada dua desa yang terkena abu vulkanis, yaitu Sigedong dan Guci. Abu vulkanis tipis mengguyur enam desa tersebut sejak Selasa sore hingga Rabu pagi. Beruntung, tipisnya abu vulkanis tidak sampai menganggu aktivitas warga setempat.

Pada Rabu siang, Palang Merah Indonesia Kabupaten Tegal membagikan 3.000 masker kepada warga Kecamatan Bojong. Adapun Puskesmas Bumijawa membagikan 2.000 masker. "Memang tidak setebal abu Gunung Kelud, tapi kalau kena mata tetap pedih," kata Wijayanto, warga Desa Rembul.


Sumber : Tempo

No comments: