Isinya tulisan-tulisan dari bahan omongan yang pengin diomongin .... Inget praktikum Sosiologi Pedesaan waktu Tingkat Persiapan Bersama-IPB, kalo bikin laporan harus banyak ngecap, jadi-lah jualan kecap. Jangan anggap terlalu serius dan jangan pula dianggap becanda hahaha ...

loading...
loading...

Etika dalam Memotret


Foto di Kompas 18 Februari 2o14. Sumber : fotokita

Etika dalam memotret mungkin kalau dalam bahasa kerennya sih etika fotografer. Tapi saya koq rasanya risih dibilang fotografer, kesannya profesional gitu hehehe ... Saya hanya suka memotret dan pengagum keindahan ciptaan Tuhan saja. Sehingga sering bepergian hanya sekedar untuk mendapatkan foto.



Ketika kamera digital semakin "murah" maka semakin banyak orang bisa "membeli" kamera digital sekelas DSLR sekalipun. Padahal dulu ketika tahun 90an barangkali, sebelum kamera digital berkembang, kamera SLR bisa dibilang kamera "mewah". Tapi sekarang, anak-anak sekolah aja ke mana-mana udah banyak yang nenteng DSLR.

Kalau masalah teknik memotret dan kelengkapan alat, saya kira semakin banyak orang yang paham, secara semakin banyak foto-foto bagus di sosial media (facebook atau twitter atau instagram dll...). Tetapi kalau masalah etika, apakah ada kelas khusus ? Selama saya menyukai fotografi, tidak banyak artikel yang membahas tentang etika dalam memotret.

Kalo dari segi bahasa, etika secara sederhana dapat diartikan sebagai sopan santun. Jadi dalam memotret juga harus pake sopan santun. Saya terkadang kalo sedang dalam posisi lagi jadi subyek foto (untuk urusan tertentu) kadang suka jengkel dengan ulah yang memotret saya hehehe....

Berdasarkan pengalaman dan materi yang pernah saya baca, ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika sedang memotret.

Etika Memotret Orang
Pada dasarnya memotret orang sah-sah saja tetapi sebenernya ketika memotret orang paling tidak harus minta izin, apabila yang bersangkutan tidak berkenan, sebaiknya tidak difoto. Harus juga diingat, ketika kita mempergunakan foto yang ada subyek orangnya, kita harus memiliki model release, yang artinya subyek foto memberikan izin kepada fotografer untuk menggunakan foto dirinya untuk kepentingan fotografer. Formatnya bisa di-download di internet, banyak koq formatnya.

Untuk pejabat tertentu, biasanya waktu memotret juga harus pada waktunya dan terkadang ada angle tertentu yang "mungkin" view terbaik untuk pejabat itu. Juga biasanya, memotret pejabat itu tidak diperbolehkan ketika jamuan makan. Dan adalah tidak sopan ketika ada moment yang bagus, kita memotret dan "nunggingin" tamu VIP, mungkin akan ditegur oleh protokol.

Pengalaman ketika ada kunjungan Presiden ke Tasikmalaya, supaya tidak ditegur oleh protokol presiden, berpakaianlah yang sopan dan sebaiknya memotret di tempat yang memang disediakan oleh protokol, karena pernah kejadian seorang kawan memotret dari tempat yang bukan semestinya langsung ditegur keras oleh Paspampres.

Memotret Event Tertentu
Event tertentu misalnya acara keagamaan atau upacara kenegaraan. Nah, banyak yang kadang gak sadar, demi mendapat foto yang "bagus", fotografer menjadi "pengganggu" jalannya acara. Jadi sebaiknya tidak mengambil foto dari jarak yang terlalu dekat sehingga dapat mengganggu prosesi acara.

Hal lainnya adalah berikan kesempatan pada fotografer lain untuk mengambil foto, jangan sampai menghalangi sehingga saya sering dengar istilah "wah, ... gerhana nih ..." hahaha....

Memotret Bangunan
Sering ada larangan memotret di gedung atau bangunan tertentu. Hal ini saya kira menyangkut hak atas kekayaan intelektual. Jadi ketika ada larang memotret, sebaiknya dipatuhi kalau gak mau ditegur petugas keamanan.

Tempat strategis tertentu juga biasanya dilarang untuk difoto, misalnya Depo Pertamina atau instalasi militer.

Sering ada pertanyaan ketika memotret kecelakaan atau bencana alam, memotret dulu atau menolong dulu ? Rasanya itu sering banget ditanyakan... Tulisan di fotokita tentang memotret bencana alam bisa jadi bahan renungan.

Mungkin itu saja sharing  dari saya, semoga dapat jadi bahan renungan kawan-kawan yang suka motret. Saya cuma menegaskan, kita cuma hobi motret bukan wartawan, jadi gak ada peraturan yang melindungi kita dari jeratan hukum ketika memotret, jadi pakailah etika ketika memotret....

4 comments:

photobooth souvenir said...

Yes.. dimanapun, kapanpun etika harus dijunjung...
dimana bumi dipijak, disana langit di junjung...

salam

Unknown said...

sip ... setuju banged ...
jangan sampe deh gara2 motret sembarangan jadi dapat masalah hehehe...

Unknown said...

mau tanya dong om. klo misalkan kita mau memotret acara keagamaan, apakah angle yg baik utk memotret itu berada disebelah kanan/kiri orang" yg sedang melakukan ibadah tsb ?

Unknown said...

@bayu : menurut saya, kiri or kanan tgt fore/background mana yg mau diambil, sebaiknya tidak di depan dan mengganggu jalannya prosesi.